KATEGORI DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Diagnosis Keperawatan
Aktual
Diagnosis keperawatan aktual (NANDA)
adalah diagnosis yang menyajikan keadaan klinis yang telah divalidasikan
melalui batasan karakteristik mayor yang diidentifikasi. Diagnosis
keperawatan mempunyai empat komponen : label, definisi, batasan karakteristik,
dan faktor yang berhubungan.
Label merupakan
deskripsi tentang definisi diagnosis dan batasan karakteristik. Definisi
menekankan pada kejelasan, arti yang tepat untuk diagnosa. Batasan
karakteristik adalah karakteristik yang mengacu pada petunjuk klinis, tanda
subjektif dan objektif. Batasan ini juga mengacu pada gejala yang ada dalam
kelompok dan mengacu pada diagnosis keperawatan, yang teridiri dari batasan
mayor dan minor. Faktor yang berhubungan merupakan etiologi atau faktor
penunjang. Faktor ini dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan. Faktor
yang berhubungan terdiri dari empat komponen : patofisiologi, tindakan yang
berhubungan, situasional, dan maturasional.
Contoh
diagnosis keperawatan aktual : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
penurunan transport oksigen, sekunder terhadap tirah baring lama, ditandai
dengan nafas pendek, frekuensi nafas 30 x/mnt, nadi 62/mnt-lemah, pucat,
sianosis.
2.
Diagnosis Keperawatan Resiko
Diagnosis
keperawatan resiko adalah keputusan klinis tentang individu, keluarga atau
komunitas yang sangat rentan untuk mengalami masalah dibanding individu atau
kelompok lain pada situasi yang sama atau hampir sama.
Validasi untuk
menunjang diagnosis resiko adalah faktor resiko yang memperlihatkan keadaan
dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok dan tidak menggunakan
batasan karakteristik. Penulisan rumusan diagnosis ini adalag : PE (problem
& etiologi).
Contoh : Resiko penularan TB paru
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang resiko penularan TB Paru,
ditandai dengan keluarga klien sering menanyakan penyakit klien itu apa dan
tidak ada upaya dari keluarga untuk menghindari resiko penularan (membiarkan
klien batuk dihadapannya tanpa menutup mulut dan hidung).
3.
Diagnosis Keperawatan Kemungkinan
Merupakan
pernyataan tentang masalah yang diduga masih memerlukan data tambahan dengan
harapan masih diperlukan untuk memastikan adanya tanda dan gejala utama adanya
faktor resiko.
Contoh : Kemungkinan gangguan
konsep diri : gambaran diri berhubungan dengan tindakan mastektomi.
4.
Diagnosis Keperawatan Sejahtera
Diagnosis
keperawatan sejahtera adalah ketentuan klinis mengenai individu, kelompok, atau
masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ke tingkat kesehatan
yang lebih baik. Cara pembuatan diagnsosis ini adalah dengan menggabungkan
pernyataan fungsi positif dalam masing-masing pola kesehatan fungsional sebagai
alat pengkajian yang disahkan. Dalam menentukan diagnosis keperawatan
sejahtera, menunjukkan terjadinya peningkatan fungsi kesehatan menjadi fungsi
yang positif.
Sebagai contoh,
pasangan muda yang kemudian menjadi orangtua telah melaprkan fungsi positif
dalam peran pola hubungan. Perawat dapat memakai informasi dan lahirnya bayi
baru sebagai tambahan dalam unit keluarga, untuk membantu keluarga
mempertahankan pola hubungan yang efektif.
Contoh : perilaku mencari bantuan
kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang peran sebagai orangtua
baru.
5.
Diagnosis Keperawatan Sindrom
Diagnosis
keperawatan sindrom merupakan diagnosis keperawatan yang terdiri dari
sekelompok diagnosis keperawatan aktual atau resiko, yang diduga akan muncul
karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
Contoh : sindrom kurang perawatan
diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
DOKUMENTASI DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gunakan format PES untuk semua
masalah aktual dan PE untuk masalah resiko
2. Catat diagnosis keperawtaan resiko ke
dalam format diagnosis keperawatan
3. Gunakan istilah diagnosis keperawatan yang
ada dalam NANDA ( terbaru : 2007 – 2008 )
4. Mulai pernyataan diagnosis keperawatan
dengan mengidentifikasi informasi tentang data untuk diagnosis keperawatan
5. Masukkan pernyataan diagnosis keperawatan
ke dalam daftar masalah
6. Hubungkan setiap diagnosis keperawatan
ketika menemuan masalah perawatan
7.
Gunakan diagnosis keperawatan sebagai pedoman untuk pengkajian, perencanaan,
intervensi dan evaluasi.
Tujuan
Dokumentasi Diagnosis Keperawatan :
1. Mengkomunikasikan masalah klien pada
tim kesehatan
2. Mendemonstrasikan tanggung jawab dalam
identifikasi masalah klien
3. Mengidentifikasi
masalah utama untuk perkembangan intervensi keperawatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar